25 PEKERJAAN YANG BISA
BIKIN PERAWAT DIDAMPRAT
1.
Menerima pasien, bila tidak ada
petugas khusus penerima pasien. Perawat bisa merangkapnya.
2.
History taking (anamnesa), selalu
dikerjakan perawat yang pertama mendahului semua profesi.
3.
Pemeriksaan fisik mendahului semua
profesi kesehatan lain
4.
Mengecek tanda-tanda vital,
mendahului semua profesi kesehatan lain
5.
Mengukur berat dan tinggi badan,
yang nampak sepele, namun tidak bisa diremehkan khususnya mereka yang memiliki
risiko tinggi dan gangguan cardio-vaskuler
6.
Mengidentifikasi kelainan dan
masalah. Selalu perawatlah yang pertama mencatat dan melaporkan
7.
Memprioritaskan masalah. Selalu,
perawat yang mengetahui, mengapa pasien harus MRS.
8.
Melaporkan kepada team kesehatan lain
termasuk dokter, laboratorium, X Ray, Fisioterapi, gizi, dll. Bila tidak,
jangan harap dibiarkan tenang kerjanya.
9.
Memberikan obat-obatan sebagaimana
yang didelegasikan oleh profesi kedokteran, kepada siapa lagi didelegasikan
jika bukan perawat. Terkadang, cukup lewat telepon. Atau instruksi verbal saja,
sambil jalan.
10. Mencatat dan melaporkan
bila perlu segala keluhan pasien yang di luar kewenangannya. Kepada siapa lagi
meminta bila bukan perawat. Terkadang, perawat senior diangap sudah tahu apa yang
harus dikerjakan. Jadilah tembah
pekerjaan, karena melakukan pekerjaan orang lain.
11. Mendatangi pasien setiap
ada panggilan dan muncul keluhan. Siapa lagi, karena hanya perawat yang tinggal
di ruangan. Sementara profesi kesehatan lain kembali ke tempatnya
masing-masing.
12. Membantu pasien makan,
minum, memberikan oxygen, nebulizer hingga naik turunkan posisi tempat tidur.
Kalau bukan perawat, pasti tidak etis jika Cleaner disuruh. Tidak peduli apakah
S1 atau S2 pendidikannya, pasien dan keluarganya tidak mau tahu.
13. Mengontrol pasien di
awal, di tengah, hingga sebelum jam dinas berakhir. Ini berlangsung, sampai
pasien pulang.
14. Menghitung, bukan hanya
pasiennya, tetapi berapa nursing items yang digunakan, berapa biaya semua
perawatan, pengobatan, laboratorium, XRay, fisioterapi. Pokoknya, semua
pembiayaan selama pasien dirawat harus jelas rinciannya. Bila keliru, pasti
perawat yang dijewer. Di sinilah peran besar perawat di sektor finansial,
penentu yang membuat RS atau klinik bisa kaya atau bangkrut.
15. Menemani profesi
kesehatan lain yang ingin menemui pasien, meskipun mereka sudah tahu letak
file, nomer kamar dan ada tulisan nama pasiennya. Perawat yang paling setia
membantu. Lucunya, mereka seolah-olah boss, "Suster....pasien kamar No. 5
ada di mana ya?" Padahal mereka bisa mencari sendiri.
16. Jika file hilang,
perawat yang harus bertanggungjawab, termasuk semua catatan medis, laborat,
farmasi, XRay, ECG, dan harus dipasang urut, rapi sesuai tanggal. Bila tidak,
pasti perawat yaneg kena semprot, dianggap ceroboh dan tidak teliti.
17. Menghubungi keluarga
pasien, khususnya jika menyangkut pembiayaan, seolah perawat merangkap tugas
Pegawai Pajak. Bila terjadi kericuhan dengan keluarga, perawatlah sosok paling
awal harus menghadapinya. Bila murah, dicurigai managemen. Bila mahal,
disalahkan pasien.
18. Sudah demikian berat
kerjanya, bila pasien nampak lusuh, sprei kotor, lantai belepotan, korden
lepas, jendela tidak dapat dibuka, semua berada di tangan perawat. Seolah
perawat adalah Ahli Spa, Maintenance Supervisor, ahli pertukangan.
19. Bila bel tidak bunyi, TV
macet, listrik mati, "Suster, kenapa bisa seperti ini?" Seolah
perawat merangkap sebagai petugas PLN, PDAM, hingga teknisi listrik dan
elektronik.
20. Apalagi bila pasien
tidak ada di tempat, perawat harus siap didamprat. Padahal, hanya tiga orang
perawat jaga, disuruh bertanggungjawab pada 30 orang pasien, dengan segudang
pekerjaan. Perawat merangkap Satpam.
21. Kalau ada infus yang
macet, catheter yang tidak jalan urine nya, canula yang ada darahnya, kain
kassa infus yang basah sesudah dari kamar mandi, keluarga minta perawat segera
mengganti. Padahal, ada 10 oarng pasien yang kondisinya sama. Belum lagi yang
ngos-ngosan sedang dipasang O2. Semua keluarga pasien menyalahkan perawat. Jika
ada profesi kesehatan lain untuk tujuan Rujukan spesialis yang harus dilayani
pada saat yang bersamaan, perawat bisa kalang kabut.
22. Menuliskan semua
permintaan kebutuhan bangsal dan pasien dan mengirimkannya ke supervisor,
bagian penerimaan dan pembelian barang. Mengecek jika sudah datang.
Menginventaris setiap hari (obat, alat tenun dan instrumen) pagi siang, malam.
Semua dicek satu-satu. Ini, hanya perawat yang mengerjakan!
23. Sudah seambrek kerja
seperti ini, masih harus mengikuti pelatihan, seminar dengan duitnya sendiri,
dengan SKP hanya SATU. Rapat di luar RS, sangat teliti uang perjalanannya.
Kalau terlambat datang, semua mata memandang, seolah-olah barusan mencuri
kemudian ketahuan.
24. Mengurus administrasi
kenaikan pangkatnya sendiri, dengan duit sendiri. Seragam mungkin dapat, tetapi
tidak termasuk pakaian dalam, sepatu, deodoran, laundry, minyak rambut, bedak
dan skin lotion. Sementara dituntut tampil rapi, cantik, wangi, serta tepat
waktu.
Dengan pekerjaan seperti
ini, hanya perawat yang bersedia dibayar murah. Hanya manusia berjiwa setengah
Malaikat yang bersedia jadi Perawat.
Manakala segudang
pekerjaan di atas ditambah doa dan ikhlas, tidak ada ganjaran yang pantas,
kecuali, mestinya Perawat didoakan masuk surga. Kecuali, jika kerjanya Perawat
sambil marah-marah dan selalu ngumpat.
Perawat, di akhir kerjanya akan mendapatkan amarah dari keluarga dan
capek jiwa raganya. (6/Nov)