/*slide show*/

Selasa, 10 November 2015

25 PEKERJAAN YANG BISA BIKIN PERAWAT DIDAMPRAT



25 PEKERJAAN YANG BISA BIKIN PERAWAT DIDAMPRAT

1.      Menerima pasien, bila tidak ada petugas khusus penerima pasien. Perawat bisa merangkapnya.
2.      History taking (anamnesa), selalu dikerjakan perawat yang pertama mendahului semua profesi.
3.      Pemeriksaan fisik mendahului semua profesi kesehatan lain
4.      Mengecek tanda-tanda vital, mendahului semua profesi kesehatan lain
5.      Mengukur berat dan tinggi badan, yang nampak sepele, namun tidak bisa diremehkan khususnya mereka yang memiliki risiko tinggi dan gangguan cardio-vaskuler
6.      Mengidentifikasi kelainan dan masalah. Selalu perawatlah yang pertama mencatat dan melaporkan
7.      Memprioritaskan masalah. Selalu, perawat yang mengetahui, mengapa pasien harus MRS.
8.      Melaporkan kepada team kesehatan lain termasuk dokter, laboratorium, X Ray, Fisioterapi, gizi, dll. Bila tidak, jangan harap dibiarkan tenang kerjanya.
9.      Memberikan obat-obatan sebagaimana yang didelegasikan oleh profesi kedokteran, kepada siapa lagi didelegasikan jika bukan perawat. Terkadang, cukup lewat telepon. Atau instruksi verbal saja, sambil jalan.
10.  Mencatat dan melaporkan bila perlu segala keluhan pasien yang di luar kewenangannya. Kepada siapa lagi meminta bila bukan perawat. Terkadang, perawat senior diangap sudah tahu apa yang harus dikerjakan.  Jadilah tembah pekerjaan, karena melakukan pekerjaan orang lain. 
11.  Mendatangi pasien setiap ada panggilan dan muncul keluhan. Siapa lagi, karena hanya perawat yang tinggal di ruangan. Sementara profesi kesehatan lain kembali ke tempatnya masing-masing.
12.  Membantu pasien makan, minum, memberikan oxygen, nebulizer hingga naik turunkan posisi tempat tidur. Kalau bukan perawat, pasti tidak etis jika Cleaner disuruh. Tidak peduli apakah S1 atau S2 pendidikannya, pasien dan keluarganya tidak mau tahu.
13.  Mengontrol pasien di awal, di tengah, hingga sebelum jam dinas berakhir. Ini berlangsung, sampai pasien pulang.
14.  Menghitung, bukan hanya pasiennya, tetapi berapa nursing items yang digunakan, berapa biaya semua perawatan, pengobatan, laboratorium, XRay, fisioterapi. Pokoknya, semua pembiayaan selama pasien dirawat harus jelas rinciannya. Bila keliru, pasti perawat yang dijewer. Di sinilah peran besar perawat di sektor finansial, penentu yang membuat RS atau klinik bisa kaya atau bangkrut. 
15.  Menemani profesi kesehatan lain yang ingin menemui pasien, meskipun mereka sudah tahu letak file, nomer kamar dan ada tulisan nama pasiennya. Perawat yang paling setia membantu. Lucunya, mereka seolah-olah boss, "Suster....pasien kamar No. 5 ada di mana ya?" Padahal mereka bisa mencari sendiri.
16.  Jika file hilang, perawat yang harus bertanggungjawab, termasuk semua catatan medis, laborat, farmasi, XRay, ECG, dan harus dipasang urut, rapi sesuai tanggal. Bila tidak, pasti perawat yaneg kena semprot, dianggap ceroboh dan tidak teliti.
17.  Menghubungi keluarga pasien, khususnya jika menyangkut pembiayaan, seolah perawat merangkap tugas Pegawai Pajak. Bila terjadi kericuhan dengan keluarga, perawatlah sosok paling awal harus menghadapinya. Bila murah, dicurigai managemen. Bila mahal, disalahkan pasien.
18.  Sudah demikian berat kerjanya, bila pasien nampak lusuh, sprei kotor, lantai belepotan, korden lepas, jendela tidak dapat dibuka, semua berada di tangan perawat. Seolah perawat adalah Ahli Spa, Maintenance Supervisor, ahli pertukangan.
19.  Bila bel tidak bunyi, TV macet, listrik mati, "Suster, kenapa bisa seperti ini?" Seolah perawat merangkap sebagai petugas PLN, PDAM, hingga teknisi listrik dan elektronik.
20.  Apalagi bila pasien tidak ada di tempat, perawat harus siap didamprat. Padahal, hanya tiga orang perawat jaga, disuruh bertanggungjawab pada 30 orang pasien, dengan segudang pekerjaan. Perawat merangkap Satpam.
21.  Kalau ada infus yang macet, catheter yang tidak jalan urine nya, canula yang ada darahnya, kain kassa infus yang basah sesudah dari kamar mandi, keluarga minta perawat segera mengganti. Padahal, ada 10 oarng pasien yang kondisinya sama. Belum lagi yang ngos-ngosan sedang dipasang O2. Semua keluarga pasien menyalahkan perawat. Jika ada profesi kesehatan lain untuk tujuan Rujukan spesialis yang harus dilayani pada saat yang bersamaan, perawat bisa kalang kabut.
22.  Menuliskan semua permintaan kebutuhan bangsal dan pasien dan mengirimkannya ke supervisor, bagian penerimaan dan pembelian barang. Mengecek jika sudah datang. Menginventaris setiap hari (obat, alat tenun dan instrumen) pagi siang, malam. Semua dicek satu-satu. Ini, hanya perawat yang mengerjakan!
23.  Sudah seambrek kerja seperti ini, masih harus mengikuti pelatihan, seminar dengan duitnya sendiri, dengan SKP hanya SATU. Rapat di luar RS, sangat teliti uang perjalanannya. Kalau terlambat datang, semua mata memandang, seolah-olah barusan mencuri kemudian ketahuan.
24.  Mengurus administrasi kenaikan pangkatnya sendiri, dengan duit sendiri. Seragam mungkin dapat, tetapi tidak termasuk pakaian dalam, sepatu, deodoran, laundry, minyak rambut, bedak dan skin lotion. Sementara dituntut tampil rapi, cantik, wangi, serta tepat waktu.

Dengan pekerjaan seperti ini, hanya perawat yang bersedia dibayar murah. Hanya manusia berjiwa setengah Malaikat yang bersedia jadi Perawat.
Manakala segudang pekerjaan di atas ditambah doa dan ikhlas, tidak ada ganjaran yang pantas, kecuali, mestinya Perawat didoakan masuk surga. Kecuali, jika kerjanya Perawat sambil marah-marah dan selalu ngumpat.  Perawat, di akhir kerjanya akan mendapatkan amarah dari keluarga dan capek jiwa raganya. (6/Nov)